Mengatasi "Writer's Block"
Linda Silawati
RESUME KELAS KBMN Angkatan 28
PERTEMUAN 7
PEMATERI: IBU DITTA WIDYA UTAMI, SPd,Gr
MODERATOR: RALLYANTI,S.SOS,M.Pd
TEMA: MENGATASI WRITER'S BLOCK
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala Mari kita panjatkan karena atas karunia-nya kita masih diberikan kekuatan untuk sama-sama belajar di kelas KBMN Angkatan 28.
Alhamdulillah malam ini merupakan pertemuan yang ke-7 dari 30 pertemuan yang akan kita ikuti yang akan diisi oleh ibu Ditta Widya Utami SPd,Gr dengan moderator ibu Rallianti,S.Sos,M.Pd.
Tema malam ini adalah bagaimana mengatasi writer's block
Mari siapkan segala sesuatunya.. hape atau laptop, charger.. cemilan, minuman.. supaya bisa belajar dengan tenang dan santai. Masih terasa euforia pertemuan sebelumnya.Tantangan menulis dart Prof Eko yang menggoda. Semoga buku bisa terwujud nyata. Tanpa ada Writer's Block yang melanda
Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat wal'afiat, diberikan kemudahan dan dilancarkan urusan kita agar bisa menginspirasi dengan berbagi ilmu yang bermanfaat.. Aamiin. Marilah kita buka kegiatan malam ini dengan sejenak menundukkan kepala, bermunajat... agar ilmu yang didapat malam hari ini bermanfaat dan berkah utk kita semua.marilah kita semua berdoa menurut keyakinan kita masing-masing.
Setelah kegiatan dimulai moderatot mempersilakan untuk mengisi presensi malam ini di link berikut: https://forms.gle/ohJESNTapq9q7RKM6Adapun agenda kegiatan malam ini:
1. Pembukaan
2. Paparan Materi
3. Tanya Jawab
4. Penutup
Utk tanya jawab nanti bisa langsung japri saya di nomor: 081586462152Bapak ibu peserta KBMN Gel 28 yg berbahagia. Perkenalkan saya Raliyanti, salah satu dari Tim Solid Omjay yg biasa disapa Rali.
Saya, sama spt bapak ibu.. Dulunya jg peserta Kelas Menulis di gelombang 20 bersama Pak Dail dan bu Helwiyah. Alhamdulillah dengan rutin mengikuti kegiatan, mensupport diri utk terus menyelesaikan resume on time, saling blog walking memberi semangat (sejatinya sy menyemangati diri saya sendiri) kemudian akhirnya... saya pun dinyatakan lulus krn jumlah resumenya sesuai kategori dan saya juga berhasil memiliki buku karya sendiri.
Buku pertama saya berjudul "Wujudkan Mimpi Terbitkan Buku" kemudian di tahun berikutnya lahir buku solo yg kedua dengan judul "Guru di Era Digital". Selain itu, ada 17 judul buku antologi yg saya miliki baik fiksi mau pun nonfiksi. Semua ini terwujud karena saya punya mimpi, termotivasi karena komunitas ini dan mendapat support serta ilmu dari narasumber hebat yang ikhlas berbagi tanpa pamrih. Masyaallah.
Semoga bapak ibu yang belum punya buku nanti dapat segera menyusul, bisa punya buku karya sendiri. Dan mungkin di grup ini juga sudah ada yang punya buku... semoga tetap terus berkarya dan jangan berhenti begitu saja. Malam ini saya bertugas menjadi moderator untuk mendampingi seorang ibu muda yang geulis, smart, baik hati dan tidak sombong. Seorang guru dengan prestasi-prestasinya yang luar biasa. Silakan dilihat dulu profil narsum kita malam ini di sini: https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html?m=1. Beliau adalah bu Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr., Seorang guru berprestasi dan sangat menginspirasi. Insyaallah bu Ditta sudah siap menyapa dan memberikan materi malam ini yang bertema "Mengatasi Writer's Block"
Alhamdulillah.. kabar baik bun. Kepada bu Ditta, waktu dan ruang chat dipersilakan.
Mari siapkan segala sesuatunya.. hape atau laptop, charger.. cemilan, minuman.. supaya bisa belajar dengan tenang dan santai. Masih terasa euforia pertemuan sebelumnya Tantangan menulis dr prof Eko yang menggoda. Semoga buku bisa terwujud nyata. Tanpa ada Writer's Block yang melanda. Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat wal'afiat, diberikan kemudahan dan dilancarkan urusan kita agar bisa menginspirasi dengan berbagi ilmu yang bermanfaat Aamiin.
Marilah kita buka kegiatan malam ini dengan sejenak menundukkan kepala, bermunajat... agar ilmu yang didapat malam hari ini bermanfaat dan berkah utk kita semua.
Dipersilakan utk mengisi presensi malam ini di link berikut:n https://forms.gle/ohJESNTapq9q7RKM6 Adapun agenda kegiatan malam ini:
1. . Pembukaan
2. Paparan Materi
3. Tanya Jawab
4. Penutup
Utk tanya jawab nanti bisa langsung japri saya di nomor: 081586462152. Bapak ibu peserta KBMN Gel 28 yg berbahagia. Perkenalkan saya Raliyanti, salah satu dari Tim Solid Omjay yg biasa disapa Rali. Saya, sama spt bapak ibu. Dulunya jg peserta Kelas Menulis di gelombang 20 bersama Pak Dail dan bu Helwiyah. Alhamdulillah... dengan rutin mengikuti kegiatan, mensupport diri utk terus menyelesaikan resume on time, saling blog walking memberi semangat (sejatinya sy menyemangati diri saya sendiri) kemudian akhirnya... saya pun dinyatakan lulus krn jumlah resumenya sesuai kategori dan saya juga berhasil memiliki buku karya sendiri.
Buku pertama saya berjudul "Wujudkan Mimpi Terbitkan Buku" kemudian di tahun berikutnya lahir buku solo yg kedua dengan judul "Guru di Era Digital". Selain itu, ada 17 judul buku antologi yg saya miliki baik fiksi mau pun nonfiksi. Semua ini terwujud karena saya punya mimpi, termotivasi karena komunitas ini dan mendapat support serta ilmu dari narasumber hebat yang ikhlas berbagi tanpa pamrih. Masyaallah. Semoga bapak ibu yang belum punya buku nanti dapat segera menyusul, bisa punya buku karya sendiri. Dan mungkin di grup ini juga sudah ada yang punya buku... semoga tetap terus berkarya dan jangan berhenti begitu saja.
Malam ini saya bertugas menjadi moderator untuk mendampingi seorang ibu muda yang geulis, smart, baik hati dan tidak sombong. Seorang guru dengan prestasi-prestasinya yang luar biasa. Silakan dilihat dulu profil narsum kita malam ini di sini: https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html?m=1
Beliau adalah bu Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr., Seorang guru berprestasi dan sangat menginspirasi.
Insyaallah bu Ditta sudah siap menyapa dan memberikan materi malam ini yang bertema "Mengatasi
Pertama, mari kita samakan persepsi bahwa aktivitas menulis itu maknanya luas.
Sebagaimana dalam kisah di awal, ada tulisan pribadi dalam bentuk diary, ada karya tulis ilmiah, ada cerpen, artikel, resume, dsb.
Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga copywriter yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll.
Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block.
Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan. Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya. Karena WB ini bisa menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan. Tergantung seberapa cepat kita menyadari dan mengatasinya. Sederhananya, WB adalah kondisi dimana kita mengalami kebuntuan menulis. Tak lagi produktif atau berkurang kemampuan menulisnya. Hal ini bisa terjadi dengan disadari atau pun tidak.
Istilah writer's block sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika. Berkaca dari pengalaman, WB ini bisa terjadi berulang. Me-reinfeksi kita sebagai penulis. Itulah mengapa saya katakan WB ini sebagai "virus" yang sesekali bisa aktif bila kondisinya memungkinkan. Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya, bukan? Begitu pula dengan WB. Agar bisa terhindar atau segera terlepas dari WB, maka kita perlu mengenali penyebabnya.BNerikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB: Mencoba metode/topik baru dalam menulis sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB. Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB. Lalu bagaimana ini bisa menjadi salah satu obat WB? Jawabannya akan berkaitan dengan faktor penyebab WB yang kedua dan ketiga.
Dalam Kamus
Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan
dan konflik. Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat
memicu stress. Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan
suntuk. Terserang WB deh. Maka, mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi
alternatif solusi. Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dg sebelumnya pasti
menyenangkan. Beberapa teman dan saya sendiri terkadang memilih untuk sejenak
rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing. Membaca buku-buku ringan
untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB
bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata. Dengan
membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan insya
Allah bisa sekaligus mengatasi WB. Terakhir yang bisa menyebabkan WB adalah
terlalu perfeksionis. Ibu Bapak hebat, masih ingat kisah saya menulis diary
berbahasa Inggris yang saya ceritakan di awal? Jika saya membuka kembali diary
berbahasa Inggris yang saya tulis saat duduk di kelas 2 SMP, saya akan
tersenyum bahkan tertawa sendiri. Grammar nya saja banyak yang tidak sesuai,
tapi saya tetap PD menulis tak hanya satu, ada dua atau tiga diary.. api, justru itulah salah satu kunci menghadapi
WB. Bila saat itu saya terlalu perfeksionis, terlalu memikirkan apakah tulisan
saya sudah sesuai kaidah atau belum, niscaya diary berbahasa Inggris itu tidak
akan pernah rampung. Kepada bu Ditta, waktu dan ruang chat dipersilakan. Terkait
bahasa Inggris, saat SMP saya dan 3 sahabat lain ikut les privat Bun tapi
gurunya berbeda dg guru B. Inggris yang meminta saya menulis diary berbahasa
Inggris. Saya selalu ingat yg disampaikan oleh guru saya, bahwa belajar bahasa
Inggris itu, tak bisa hanya bicara. Perlu dilatih pula kemampuan mendengar dan
menulis dalam bahasa Inggris. Yah, sebagaimana Tes TOEFL dan semacamnya. Kan
tidak hanya kemampuan reading saja yang dites. Hehe.Tips nya sederhana, just do
it. Orang Inggris asli pun tidak selalu terpaku pada grammar kok Nah kita
menulis di chat pun kan tidak melulu menggunakan SPOK toh? Merek pun sama Yang
penting, kita ngomong/nulis mereka paham, dan mereka ngomong/nulis dan kita
paham. That's it.Terima kasih juga untuk Pak Dr Omjay yg
sudah membuka kelas Semoga sehat dan
sukses selalu, Om. Bunda Rali, kalau boleh
jujur, saya sangat senang melihat semangat Ibu Bapak dalam KBMN Gelombang
ke-28. Hal ini terbukti dari resume yang dihasilkan dari setiap pertemuan.
Jumlah yang menulis resume di grup ini jauh lebih banyak dari angkatan kami.
Tulisan tulisannya juga sudah bagus-bagus.
Siapa pun yang ingin menjadi penulis andal, maka harus siap dengan prosesnya.
Tak bisa instan tentu. Diperlukan jam terbang yang cukup banyak agar bisa menjadi seperti Omjay, Bunda Kanjeng, Pak Dail, Bunda Aam, Bu Rali, Mr. Bams, Prof. Eko, dan lainnya yang tak bisa saya sebut satu per satu. Saya sendiri sudah senang membaca buku-buku cerita sejak kecil (sebelum SD). Senang menulis sejak di sekolah dasar (dalam buku diary). Lalu ... saat SMP, sering mengirim tulisan ke mading sekolah dan pernah menulis cerita di buku tulis yang dibaca bergiliran oleh teman-teman. Atas arahan guru Bahasa Inggris saya saat itu, saya juga menulis diary dalam bahasa Inggris.
Ketika SMA, saya masih tetap menulis
diary. Beberapa teman dekat yang membaca diary saya sempat berkomentar bahwa
tulisan saya sudah seperti novel Namanya anak
remaja, banyak emosi yang dituangkan dalam catatan Ditta remaja. Namun
belakangan, saya tahu bahwa menulis apa pun yang kita rasakan bisa menjadi self healing yang baik. Bahkan saat ini, beberapa psikolog ada yang menyarankan
kepada para pasiennya untuk menulis sebagai salah satu cara mengatasi depresi
dsb.
Rupanya kebiasaan menulis tersebut memberi banyak manfaat. Misalnya ketika kuliah, saya pernah membuat buku Petualangan Kimia bersama rekan saya dan diikutsertakan dalam Lomba Kreativitas Mahasiswa di Jurusan. Alhamdulillah meraih posisi kedua. Di saat kuliah juga, saya menulis proposal bersama teman-teman dan kami berhasil mendapat dana hibah untuk asosiasi profesi dari Dikti hingga 40 juta. Di tahun 2009-2010 jumlah tersebut tentu sangat besar.
Rupanya kebiasaan menulis tersebut memberi banyak manfaat. Misalnya ketika kuliah, saya pernah membuat buku Petualangan Kimia bersama rekan saya dan diikutsertakan dalam Lomba Kreativitas Mahasiswa di Jurusan. Alhamdulillah meraih posisi kedua. Di saat kuliah juga, saya menulis proposal bersama teman-teman dan kami berhasil mendapat dana hibah untuk asosiasi profesi dari Dikti hingga 40 juta. Di tahun 2009-2010 jumlah tersebut tentu sangat besar. "Sekarang ini saya sedang buntu menulis. Entah mengapa tiba-tiba mandek. Seperti sedang berlari sprint lantas menabrak tembok ..dst."
"Jujur, saat ini aku ragu. Ragu jika tulisanku ini seindah pelangi. Seharum mawar. Atau sebaik intan yang akan dipandang banyak orang. Banyak ketakutan yang muncul dalam benakku ... dst"
Nah kan meski mandek, dengan teknik free writing (biarkan tangan menulis dan ide muncul belakangan, tak perlu bingung benar salah yang penting nulis). Eh belom beres ya
Dengan teknik free writing, insya Allah bisa kabur tuh virus WB nya. Selamat mencoba
Assalamualaikum, saya Maria Ulfa dari Lombok, pertanyaan saya:
1. Apa kita jg bisa meraih mimpi seperti Ibu Ditta yang hebat, walau kami tidak se-getol Bu Ditta?
2. Apa yang paling penting dipersiapkan utk menjadi seorang penulis. Terima kasih
Wa 'alaikum salam Bu Maria
1. Pasti bisa dooong 😎 yakin.
2. Mental seorang penulis.
Pertanyaan: Bagaimana trik trik biar bisa menulis yang bermutu.
Saya mulai menulis sudah setua ini umur saya yaitu 50 tahun lebih.tapi saya semangat.
Kisah Bunda Lilis dan Bunda Kanjeng cocok jadi inspirasi nih untuk kasus Bunda.
Untuk tipsnya "practice makes perfect" dan perbanyak membaca terkait dengan apa yang akan kita tulis.
Misal jika Bunda senang menulis puisi, maka mari membaca karya karya sastrawan terkemuka.
Bila senang cerpen, mari perbanyak baca cerpen yang berhasil dimuat di media massa atau karya cerpenis populer.
Membacanya harus seperti kacang goreng. Dinikmati, diresapi kata-katanya, kenali diksi yang digunakan, dsb. Bukankah makan kacang goreng lebih nikmat bila perlahan, bukan sekaligus.
Lain halnya jika ingin menulis karya ilmiah, ya mesti mau membaca jurnal. Hehe
Saya pernah baca tulisan Prof. Ngainun, jika ingin menulis jurnal, setidaknya kita harus membaca beberapa volume dari jurnal yang kita targetkan.
Pokoknya tetap semangat ya Bun. Usia bukan halangan bagi seseorang untuk bisa menjadi penulis andal
Saya pak Wigung dari gunung kidul Yogyakarta
Apakah wb termasuk penyakit ,Bu? Berkolaborasi bunda
Iya, bun.. msh ada 11 pertanyaan lg yg menanti utk dijawab 🙏🏻
Ehehe itu istilah saya saja 😁 karena berdasarkan pengalaman bisa datang berulang kali.
Misal yg saya alami, saya pernah terkena WB karena lelah fisik. Di waktu lain, saya terkena WB karena terlalu perfeksionis.
Saya katakan "penyakit" karena memang jika dibiarkan, dampaknya bisa fatal. Tak produktif lagi.
Oh
Pertanyaan :
Apa yang menurut Bu Ditta paling sulit saat menulis dan bagaimana mengatasinya ?
Yang paling sulit saat menulis menurut saya adalah percaya dengan tulisan sendiri.
Terkadang kita baru percaya tulisan kita baik, ketika ada orang yang berkomentar baik.
Kita terlalu khawatir dengan penilaian orang lain, padahal sejatinya tak pernah ada manusia yang sempurna. Buku buku best seller pun ada edisi revisinya, kan?
Cara mengatasinya: Dengan mengingat niat awal kita menulis. Mengingat kembali masa masa dimana kita menikmati proses menulis itu sendiri. Dan tak lupa berdoa, Seperti malam ini, sebelum menulis di grup ini, saya juga meminta doa pada kedua orang tua saya .
Baik bu Ditta. Alhamdulillah.. sampailah kita di penghujung waktu kegiatan malam ini.
Utk pertanyaan yang belum terjawab, insyaallah akan dijawab oleh bu Ditta di blognya nanti.
Masih ada 12 pertanyaan, mohon kesediaan bu Ditta untuk memberikan closing statement
Ada pepatah yang mengatakan:"It doesn't matter how brilliant is your brain. If u do not speak up, it would be zero." Mari, tuangkan dan sampaikan ide ide kita, pemikiran pemikiran kita, perasaan perasaan kita agar menjadi lebih bermakna.
Terima kasih Bunda Rali dan bunda Chita serta Ibu Bapak hebat semua Terima kasih bu Ditta atas inspirasinya malam ini. Dan terima kasih juga karena berkenan memberikan kata pengantar dan ikut menulis di antologi writer's block.
Masya Allah lengkap sekali postingannya mantap
BalasHapusSwmangat
BalasHapus