Mengelola Majalah Sekolah
Pertemuan ke : 11
Nama : Linda Silawati
Judul : Mengelola Majalah Sekolah
Nara Sumber : Widya Setianingsih, S.Ag
Moderator : Mutmainah, M.Pd.
Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Para peserta belajar menulis
angkatan 28, Alhamdulillah malam hari ini kita masuk pada pertemuan yang ke-11
pada kelas belajar menulis ini. Mudah-mudahan kita semua diberikan kesehatan
keluasan waktu untuk sama-sama belajar dalam belajar menulis Nusantara angkatan
28 dan semoga kita bisa mengambil manfaatnya.
Untuk malam ini materi akan
disampaikan oleh ibu Widya Setyaningsih SPd dengan moderator Ibu
Mutmainnah,M.Pd yang biasa dipanggil emut. Ibu Emut asli lebak Banten. Beliau
lulusan KBMN 24 asuan Om Jay, kini telah menerbitkan 1 buku solo dan 20 buku
antologi.
Pada malam hari ini tema yang akan
diangkat adalah mengelola majalah sekolah. Sebelum masuk ke materi mari kita
simak profil ibu Widya sebagai berikut.
Beliau adalah pimpinan redaksi
majalah Kharisma di sekolahnya. Beliau menceritakan pengalamannya saat
mendirikan dan membangun majalah sekolah tersebut hanya kendala dan tantangan
yang dipelihadapi dari mulai jumlah SDM terbatas dan kendala masalah pendanaan.
Namun demikian berkat kegigihan dan usaha untuk berbenah akhirnya majalah
Kharisma bisa lahir kembali.
Dengan adanya majalah tersebut bisa
menjadi wahana menggali potensi-potensi yang ada pada diri siswa yang bisa
dimuat di dalam majalah tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi siswa
siswi di lingkungan sekolah dengan karya-karyanya yang dimuat di majalah dengan
foto dirinya yang terpampang di sebuah majalah tentu membuat semangat dan
motivasi buat siswa-siswi yang terlibat langsung maupun tidak langsung di dalam
majalah tersebut
Untuk bisa mengelola sebuah majalah
dibutuhkan kemauan yang tinggi serta tim yang solid yang mau bekerja
bahu-membahu menghadapi berbagai tantangan di dalam mengembangkan majalah
sekolah.
Untuk mengisi artikel pada majalah
perlu melibatkan para siswa yang memiliki potensi dan kreativitas. Bagi siswa
yang ingin memuat artikelnya di majalah, siswa dibebani biaya cetak Apakah
orang tuanya tidak keberatan tentu tidak karena ketika hasil karya dari siswa
termuat di sebuah majalah tentu ini membuat kebanggaan tersendiri bagi orang
tuanya berikut contoh-contoh hasil karya siswa yang dimuat di majalah Karisma
Apa yang menjadi paparan pemateri
tadi mudah-mudahan membuka wawasan kita bagaimana mengembangkan diri untuk
terus berkarya serta memberikan ruang kepada siswa-siswi kita untuk menjadi
pelopor literasi di sekolahnya masing-masing dan dengan adanya majalah sekolah
ini mudah-mudahan menjadi inspirasi bagi kita dan bisa mengembangkan majalah
sekolah di sekolahnya masing-masing.
Kegiatan belajar malam ini dilanjutkan dengan tanya jawab. Ada beberapa pertanyaan yang menurut saya cukup menarik antara lain:
P1 Bu Mut yang baik hati, mohon izin
bertanya, dunk. DI slide 20 ada istilah ISSBN. Kepanjangannya, apa, Bu? Mengacu
pada WIKIPEDIA.ISBN (International Standard Book Number) adalah kode
pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit,
dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13
digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan
oleh penerbit.
Jawab:
Saat ini Isbn diganti QCRBN. Yaitu QRSBN (QR Code Standard Book Number) adalah Aplikasi pengidentikasi Buku dengan teknologi terbaru dengan QR Code sebagai pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku maupun produk seperti buku yang diterbitkan oleh penerbit. Dengan nama lain kode paten bahwa buku itu adalah karya kita yg tdk bisa di ambil atau di bajak orang lain
P2 Mengelola Majalah Sekolah (MS)
memang tidak mudah. Betul, diperlukan kemauan kuat. Dan kadang siap apa saja.
jika tulisan terlambat datang, kitalah serepnya. Banyak contohnya untuk majalah
komunitas semacam ini. Yang nulis itu-itu terus. Tetapi sebenarnya kalau kita
punya tabungan naskah, enak. Setidaknya 1,2 penerbitan. Majalah kecilku
dulu terbit tiap bulan, jadi sering keponthal-ponthal.Mbak Widia, majalah
Sekolah dengan hard cover apa tidak mehong. Apakah Ortu tidak berat
membayarnya. wajib kan?
Jawaban:
Widya AlthaBisma:
Terimakasih...
Memang semua itu harus memiliki
seseorang yg menjadi motor suatu organisasi. Yang mendorong, mengompori
crew.
Tapi kita tidak perlu bersusah payah
menulis sendiri.
Libatkan SISWA kita untuk ikut serta
menulis.
Pasti orangtua akan lebih senang
anaknya berkarya.
Kita bisa memanage sendiri budget
dari majalah kita.
Majalah Kharisma terdiri dari 40
hal, dgn 10 hal berwarna.
Biaya cetaknya 10 - 11 ribu
saja.
Jika ingin lebih menekan budget
kurangi halamannya, bisa hitam putih tdk perlu warna.
Apakah orangtua tdk keberatan? Tentu
tidak jika mereka paham dan mengerti ttg pentingnya majalah sekolah.
Bahkan ikut promosi dan bangga dgn
adanya majalah sekolah. Lebih2 jika foto anaknya terpampang di majalah. Bisa2
satu RT dipamerin semua.
P3 Saya tertarik dengan pernyataan
awal dari narsum di pembuka diskusi malam ini. Jika ingin menjadi penulis yang
produktif maka kuncinya adalah MAU. Pertanyaannya: Bagaimana cara menjembatani
dari kondisi *TIDAK MAU* menjadi *MAU MENULIS*. Adakah tips yang narsum bisa
bagikan kepada kami peserta KBMN 28 untuk mengatasi situasi TIDAK MAU menjadi
MAU MENULIS?
Jawaban:
Untuk menjadi MAU, semua berpulang
pada diri kita masing2.
Tanyakan pada hati kita, apa yg akan
kita torehkan dalam hidup ini?
Apa yang bisa kita berikan pd anak
cucu utk mengenang kita? Niat, dan komitmen.
Itu kuncinya. Bergabung dgn
komunitas menulis akan menjaga niat kita menulis tetap menyala. Mengutip
pernyataan bunda Kanjeng diawal kelas dulu. Jadikan keinganan mau menulis
sebagai suatu kebutuhan. Jadikan keinginan menulis seperti UDARA, yang
akan membuat kita sesak nafas tanpanya. Jadikan menulis sebagai RENJANA
yang membuat kita ketagihan jika tidak menulis.
P4 Saya sangat tertarik dengan
materi hari ini, dan ingin mewujudkan Majalah sekolah, kendalanya saya kurang
menguasai langkah²nya.
Untuk itu saya mohon bimbingannya,
bagaimana langkah atau trik sederhana untuk membuat majalah sekolah yang simpel
dan menarik, sehingga harapan nantinya mendapat dukungan dari sekolah, guru dan
orang tua siswa.
Terima kasih atas pencerahnnya bu
Widya
Jawaban
Langkah-langkah Menerbitkan Majalah Sekolah
1. Menyatukan ide dan gagasan.
Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi. Membentuk
susunan redaksi majalah
2. Mengajukan Proposal.
Membuat proposal meliputi latar
belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran dana dsbnya.
3. Membuat rancangan majalah.
Menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan dll.
4. Mencari rekanan pendukung.
Percetakan, sponsor dll
5. Melakukan sosialisasi ttg
manfaat, pentingnya suatu majalah pada orngtua.
Yoook semangat mengawali majalah. Jika ingin mulai menerbitkan majalah, boleh japri saya
P5 Apakah ketika bunda buat kharisma
, majalah itu di gratiskan artinya yg bayar sekolah atau dari orang
tua .berapa banyak halaman ideal sebuah majalah di sekolah
Jawaban: Pada awal terbit majalah dibiayai sekolah. Sekolah mengalokasikan dana BOS untuk majalah. Saya sudah pernah cek pada juknis BOS dan ternyata ada list yang membolehkan kita mengalokasikan dana BOS untuk buku termasuk majalah. Seiring berjalan waktu orangtua menyadari pentingnya media komunikasi di sekolah. Mereka bersedia membeli majalah itu. Tidak mahal pak untuk harga 15.000 dalam waktu 6 bulan sekali. Tebal tipisnya majalah tergantung pada kita. Misalnya tingkatan sekolah. Semakin tinggi tingkatan sekolah maka bisa ditambah halamannya. Kharisma sendiri adalah konsumsi anak SD, maka kami lebih banyak menampilkan foto dan gambar sebagai berita.
Semoga materi Malam ini bisa
memberikan inspirasi pada kita semua. sebagai kata penutup sang moderator
menyampaikan pesan "Sukses dan terus semangat menyebarkan virus kebaikan
dan kebahagiaan".
SALAM
LITERASI
Komentar
Posting Komentar