Teknik Promosi Buku
Judul : Teknik Promosi Buku
Resume : 28
Tanggal
: 13 Maret 2023
Tema
: Strategi
Promosi Buku dengan Tepat
Narasumber
: Akbar Zainuddin, MM, MNE
Moderator
: Sim Chung Wei, SP
Pertemuan
ke 28 KBMN PGRI Angkatan 28 mengukuhkan materinya dengan topik teknik promosi
buku. Apa itu promosi buku? Membaca kata promosi yang ada di benak
dan pikiran semua orang tentu sangat erat kaitannya dengan jualan walaupun
tidak semua promosi itu bersifat jualan.
Dalam
konteks bisnis, promosi adalah cara seseorang, sekelompok orang, atau sebuah
perusahaan menyebarkan informasi kepada orang lain tentang sebuah produk berupa
barang atau jasa. Tujuannya agar konsumen tertarik dan memilih produk yang
dipromosikan.
Promosi
itu menjadi salah satu unsur yang penting dalam sebuah proses produksi. Barang
atau jasa yang dihasilkan harus diperkenalkan atau dipromosikan kepada orang
banyak. Sebuah produk yang berkualitas tidak akan laku di pasaran tanpa promosi
karena tidak konsumen tidak mendapatkan informasi tentang tentang produk
tersebut.
Promosi, dengan demikian, juga
menjadi sesuatu yang mutlak dalam bisnis penerbitan buku. Buku berkualitas akan
laku di pasar jika dilakukan promosi. Adapun tujuan promosi buku adalah sebagai
berikut.
- Membuat audiens mengenal (tahu)
buku kita.
- Membangkitkan kebutuhan
konsumen untuk membeli buku kita. Bagaimana caranya yang tadinya mereka
tidak butuh, tetapi setelah kita promosikan menjadi butuh.
- Meyakinkan konsumen untuk
membeli buku.
- Mengharapkan konsumen agar mau
merekomendasikan buku kita kepada orang lain.
TUJUH PROGRAM PROMOSI BUKU.
Buku
sebagai produk barang yang diperjualbelikan dapat dipromosikan oleh penerbit
maupun penulis. Sebagai gambaran, program prmosi buku dapat dilakukan dengan
cara-cara berikut ini
Pertama, Launching Buku.
Launching
buku adalah program peluncuran buku baru yang dilakukan di suatu tempat dan
pada waktu tertentu. Lokasi peluncuran buku bisa di aula, masjid, lembaga
pendidikan, hotel, dan di mana saja tergantung kebutuhan.
Penyelenggaraan
launching dapat dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Launching bisa juga
dilakukan secara kolaboratif antara penulis dan penerbit.
Dalam
hal pembiayaan kegiatan launching tergantung kesepakatan. Pembiayaan dapat
dibebankan kepada penerbit atau kepada penulis. Jika dibiayai penerbit, penulis
harus meyakinkan penerbit bahwa buku yang akan diluncurkan kan laku.
Penerbit
mayor seperti Gramedia, biasanya memiliki tempat khusus di toko-toko bukunya
untuk menyelenggarakan peluncuran.
Saat
ini, dengan perkembangan teknologi digital, program launching menjadi makin
mudah dan efektif. Launching dapat menggunakan ruang virtual dengan memanfaatkan
platform media sosial facebook, instagram, TikTok, atau YouTube. Launching
dapat dilakukan secara live melalui platform tersebut. Bahkan rekaman launcing
dapat disebarkan sehingga calon pembeli dapat memperoleh informasi tentang buku
yang telah diluncurkan.
Launching buku dapat dilakukan
dengan mengundang teman-teman atau sahabat. Mereka juga dapat mengajak teman
mereka sehingga jangkauan promosi menjadi lebih luas. Makin banyak orang
berpartisipasi makin baik bagi promosi
Program
launching buku sangat dianjurkan dilakukan berulangkali. Jika diperlukan dapat
dilakukan setiap bulan. Bisa juga memilih lokasi yang berbeda-beda untuk
menjangkau daerah promosi yang lebih luas. Jika dilakukan setiap bulan di
tempat yang berbeda, dalam setahun akan terselenggara 12 kali kegiatan di 12
tempat yang berbeda.
Kedua, bedah buku
Bedah buku dapat diartikan sebagai
kegiatan diskusi atau dialog untuk membedah atau membahas isi sebuah buku.
Kegiatan bedah buku dapat dilakukan secara secara online maupun offline.
Bedah buku secara offline berarti membutuhkan kerjasama dengan berbagai lembaga
seperti, lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan
sebagainya. Launching secara offline juga tentu harus melibatkan banyak orang.
Upaya
ini harus dilakukan secara intens setiap kali ada peluang tempat dan waktu atau
situasi memang memungkinkan. Bedah buku menjadi salah satu cara efektif untuk
mempromosikan buku. Melalui bedah buku penulis dapat berupaya meyakinkan
konsumen bahwa bukunya merupakan bacaan yang layak untuk dibeli.
Pemanfaatan
teknologi digital saat ini memberikan kemudahan bagi penerbit dan penulis untuk
menyelenggarakan kegiatan bedah buku. Tidak menjadi masalah siapa dan berapa
orang yang hadir. Kegiatan dapat direkam dan disebarkan melalui media sosial.
Jika dilakukan secara rutin, penulis dan penerbit akan lebih dikenal oleh
masyarakat luas.
Ke tiga, Seminar atau pelatihan
Seminar,
pelatihan, atau workshop merupakan kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk
melakukan promosi. Penulis atau penerbit dapat melakukan seminar atau workshop
dengan mengambil tema seuai dengan judul buku. Jika buku itu tentang motivasi
menulis, kegiatan seminar atau workshop dapat menggunakannya sebagai tema
utama.
Sebagai motivasi bagi peserta,
seminar atau workshop dapat diawali dengan kegiatan tanpa biaya, gratis. Hal
ini bertujuan untuk mencapai target atau jangkauan pengenalan buku kepada
peserta. Seminar bisa dilakukan setiap bulan.
Jika kegiatan dengan metode offline,
lokasinya dapat dilakukan di sekolah, kampus, atau tempat lain yang
memunginkan.
Ke empat, Membangun Komunitas
Komunitas
merupakan kelompok sosial tertentu dalam kehidupan masyarakat. Untuk
mempromosikan bukunya, penulis dapat membangun komunitas tertentu yang sesuai
dengan tema buku yang dihasilkan.
Dalam
sebuah komunitas, biasanya hubungan emosional antar individu lebih kental.
Ikatan emosional dapat dimanfaatkan penulis untuk mempromosikan bukunya.
Penulis dapat membangun komunitas sesuai dengan tema buku.
Kehadiran
media sosial saat ini sangat mungkin bagi penulis dapat membangun jaringan
komunitas tanpa batas. Penulis dapat memanfaatkan WhatsApp, facebook, telegram,
atau intagram untuk membentuk komunitas yang diinginkan. Kedekatan penulis dan
pembaca dalam sebuah komunitas menjadi peluang untuk menawarkan buku kepada
anggota yang ada di dalamnya.
Melalui komunitas itu penulis dapat
membagikan materi yang ada dalam buku secara berkala. Ini dapat dilakukan
penulis setiap minggu. Strategi ini cukup efektif untuk memperkenalkan isi buku
sehingga dapat menumbuhkan ketertarikan orang untuk membeli bukunya.
Ke Lima, Membangun Jaringan Reseller
Reseller
adalah seseorang atau sekelompok orang yang bersedia menjual produk buku
tertentu. Penulis dapat memanfaatkan jasa reseller untuk menjual buku hasil
karyanya. Penulis dapat memberikan komisi sebesar 20 sampai 30 persen dari
harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%,
Dalam
memanfaatkan jasa reseller, penulis dapat membekali mereka dengan materi-materi
yang ada dalam buku tersebut. Hal ini penting agar reseller dapat memberikan
informasi yang tepat kepada pembeli tentang buku yang akan dijual. Dengan
begitu reseller akan lebih mudah menawarkan buku kepada konsumen. Reseller
harus memiliki pemahaman yang cukup supaya dapat mempengaruhi konsumen.
banyak
bukti yang menunjukkan keberhasilan dalam menjual buku dengan mengandalkan
reseller. Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2
minggu dengan mengandalkan reselller. Makin banyak reseller makin mudah proses
penjualan sebuah produk, termasuk penjualan buku.
Ke enam, Menjual Buku di Market Place
Strategi
lain yang dapat ditempuh penulis atau penerbit adalah dengan memanfaatkan
marketplace, seperti, lazada, Shopee, Buka Lapak, Tokopedia, dan sebaginya.
Melalui marketlace proses promosi dan distribusi buku akan lebih luas karena
dapat menjangkau konsumen di berbagai daerah.
Hal penting dari promosi melalui
marketplace adalah keberadaan penulis dan karyanya. Kehadiran produk di marketplace
akan memudahkan konsumen menemukan buku yang akan dijual.
Ke tujuh, memanfaatkan media Sosial
Platform
media sosial saat ini tidak saja dimanfaatkan sebagai ruang untuk membangun
hubungan sosial dengan orang dari berbagai belahan bumi. Platform ini telah
banyak dimanfaatkan sebagai media untuk membangun bisnis.
Followers
dan subsciber followers dan subscriber saat ini telah menjadi pasar yang yang
menjanjikan. Penulis dapat memanfaatkan situasi ini untuk memberikan
informasi tentang buku. Penulis secara rutin dapat membuat status, unggahan,
atau postingan yang menarik tentang buku yang ditulisnya. Makin sering
dilakukan, pemahaman orang tentang tema buku akan terus meningkat. Hal ini
dapat menjadi daya tarik yang bermuara pada tujuan promosi, Orang akan memesan
dan membeli buku.
Teknik
paling tepat yang dapat dilakukan adalah memberikan banyak pengetahuan,
motivasi, atau inspirasi yang temanya diupayakan terkait dengan buku tersebut.
Dengan cara seperti ini, followers atau subscriber akan marasa mendapatkan
manfaat dari status yang dibacanya.
Pada
hakikatnya, upaya penulis untuk menarik pembeli adalah dengan memengaruhi
pikiran pembaca dengan topik yang membuat mereka merasa terinspirasi. Bagi
penulis, ini tidak semata-mata persoalan tingkat penjualan tetapi mengubah cara
berfikir. Penulis memiliki tanggung jawab moral bagaimana memberikan edukasi
kepada masayarakat untuk menumbuhkan minat baca dan budaya literasi yang kuat.
Jika budaya baca sudah terbentuk, hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat
penjualan buku.
SALAM LITERASI
lanjut bu...
BalasHapus